Kamis, 04 Desember 2008

Mengenal watak orang Bugis Makassar

Suku Bugis Makassar dikenal penaik darah, suka mengamuk, membunuh dan
mau mati untuk sesuatu
perkara, meski hanya masalah sepele saja. Apa sebab sehingga demikian?
Ada apa dengan jiwa
karakter suku bangsa ini?

Tidak diketahui apa sebab orang Bugis Makassar terpaksa membunuh atau
melakukan pertumpahan darah,
biarpun hanya perkara kecil. Jika ditanyakan kepada mereka apa sebabnya
terjadi hal demikian,
jarang bahkan tak satupun yang dapat menjawab dengan pasti –sehingga
dapat dimengerti dengan
jelas- apa penyebab ia menumpahkan darah orang lain atau ia mau mati
untuk seseorang.

Ahli sejarah dan budaya menyarankan untuk mengenal jiwa kedua suku
bangsa ini lebih dekat lagi
dengan cara mempelajari dalil-dalil, pepatah-pepatah, sejarah, adat
istiadat dan
kesimpulan-kesimpulan kata mereka yang dilukiskan dengan indah dalam
syair-syair atau
pantun-pantunnya.

Laksana garis cahaya di gelap malam, apabila kita selidiki lebih
mendalam, tampaklah bahwa
kebanyakan terjadinya pembunuhan itu ialah lantaran soal malu dan
dipermalukan. Soal malu dan
dipermalukan banyak diwarnai oleh kejadian-kejadian yang dilatari adat
yang sangat kuat. Sebut
saja satu, silariang (kawin lari) misalnya, atau dalam bahasa Belanda:
Schaking.

Apabila seorang pemuda ditolak pinangannya, maka ia merasa malu. Lalu
ia berdaya upaya agar sang
gadis pujaan hati Erangkale (si gadis datang membawa dirinya kepada
pemuda), atau si pemuda itu
berusaha agar gadis yang dipinangnya dapat dilarikannya (silariang).
Apabila hal ini terjadi, maka
dengan sendirinya pihak orang tua (keluarga) gadis itu juga merasa
mendapat "Malu Besar" (Mate
Siri’). Mengetahui anak gadisnya silariang, segera digencarkan
pencarian untuk satu tujuan:
membunuh pemuda dan gadis itu! Cara ini sama sekali tidak dianggap
sebagai tindakan yang kejam,
bahkan sebaliknya, ini tindakan terhormat atas perbuatan mereka yang
memalukan. Oleh orang Bugis
Makassar menganggap telah menunaikan dan menyempurnakan salah satu
tuntutan tata hidup dari
masyarakatnya yang disebut adat.

Selain itu, kedua suku Bugis Makassar tersohor sebagai kaum pelaut yang
berani sejak dahulukala
hingga sekarang. Sebagai pelaut yang kerap ‘bergaul’ dan akrab dengan
angin dan gelombang lautan,
maka sifat-sifat dinamis dari gelombang yang selalu bergerak tidak mau
tenang itu, mempengaruhi
jiwa dan karakter orang Bugis Makassar. Ini lalu tercermin dalam
pepatah, syair atau pantun yang
berhubungan dengan keadaan laut, yang kemudian memantulkan bayangan
betapa watak atau sifat kedua
suku bangsa itu. Contoh salah satu pantun:

Takunjunga’ bangung turu’
Nakugunciri’ gulingku
Kualleangna talaanga natolia
Artinya: "saya tidak begitu saja mengikuti arah angin, dan tidak begitu
saja memutar kemudi saya.
Saya lebih suka tenggelam dari pada kembali." Maksudnya, kalau langkah
sudah terayun, berpantang
surut –lebih suka tenggelam- daripada kembali dengan tangan hampa.

Jadi kedua suku bangsa ini memiliki hati yang begitu keras. Tapi,
benarkah begitu? Justru
sebaliknya, orang Bugis Makassar memiliki hati yang halus dan lembut.
Dari penjelasan di atas
nampaklah bahwa kedua suku bangsa ini lebih banyak mempergunakan
perasaannya daripada pikirannya.
Ia lebih cepat merasa. Begitu halus perasaannya sampai-sampai hanya
persoalan kecil saja dalam
cara mengeluarkan kata-kata di saat bercakap-cakap, bisa menyebabkan
kesan yang lain pada
perasaannya, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman.

Tapi, kalau kita telah mengenal jiwa dan wataknya atau adat
istiadatnya, maka kita tengah
berhadapan dengan suku bangsa yang peramah, sopan santun, bahkan kalau
perlu ia rela mengeluarkan
segala isi hatinya –bahkan jiwanya sekalipun- kepada kita.

Jika ada orang Makassar telah mengucapkan perkataan "Baji’na tau" atau
"Baji’tojengi tau I Baso"
(maksudnya: Alangkah baiknya orang itu atau alangkah baik hati si
Baso), maka itu cukup menjadi
suatu tanda, bahwa apabila ada kesukaran yang akan menimpa si Baso,
maka ia rela turut
merasakannya. Ia rela berkorban untuk kepentingan si Baso.

Apabila ada seseorang yang hendak mencelakai atau menghadang si Baso di
tengah jalan, jika
didengarnya kabar itu, maka ia rela maju lebih awal menghadapi lawan
itu, meski tidak dimintai
bantuannya. Ia mau mati untuk seseorang, dikarenakan orang itu telah
dipandangnya sebagai orang
baik. Olehnya, orang Bugis Makassar dikenal sebagai orang yang setia,
solider dan kuat pendirian.
Meski tak jarang yang memplesetkan kata Makassar sebagai "Manusia
Kasar".

Makassar, Great Expectation to the World!!!!!!

22 komentar:

Anonim mengatakan...

Wets,... Setuju banget dengan tulisanmu.

Insomaniaz mengatakan...

Salam..

Apa kabar boss??

INSOMANIAZ mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU 2009
Semoga apa yang dicita-citakan dan belum terkabul pada tahun sebelumnya bisa tercapai pada tahun 2009 ini..
Salam Sejahtera dan Salam Sukses Selalu Untuk para sahabat Blogger Semua..

www.insomaniaz.blogspot.com
Salam..

oGHie mengatakan...

jadi kalau orang pao-pao termasuk suku apa? bugis or makassar? soalnya di pao-pao bahasanya bahasa High-Elven(Quenya), seperti bahasa yang digunakan dalam Lord Of The Ring . trus bagaimanami kodong saya yg tinggal di Pao-pao... masuk suku apama' kodong saya? maceku org SHIRE (kampung halaman Frodo), paceku orang ERIADOR (kampung halaman Aragon), semuanya sekampung dgn tokoh2 penting di Lord Of The Ring... trus saya suku apa? jgn bilang kalau sy suku ELF!!! wakakakakakakak

Anonim mengatakan...

ohhh...gitu, bruka menger. btw, sy jg psing klo ditanya org, sy org ap???
coz pa2ku org palopo, ma2ku org sidrap, sy lhir dimks, n dibesarkan disorowako. mnurut kmu sy org ap???
trz pcarku org sunda, mnurut kmu gmn??? klo asli sulsel ma org asli bndung???
knp jd curhat y,hehehe...

dierman mengatakan...

makassar kampongku..........

Anonim mengatakan...

Terima kasih banyak atas penjelasannya yang sangat menarik. Relative susah juga ya menerka suku apa jika sudah bercampur-campur, tapi saya pikir suku apa saja yang penting baik, saya juga termasuk suku yang mungkin belum ada namanya, karena campurannya yang relative aneh juga, tapi saya baik kok, setidak nya pada waktu saya tidur..just kidding..*hehe* so..salam kenal semuanya. :)

Anonim mengatakan...

saya orng bandug, sunda asli pengen dooooong sama orng sulawesi yg cerdas dan romantis, khas melayu, , , , hehehe

Suku di Indonesia mengatakan...

Sangat bermanfaat. Terima kasih

Anonim mengatakan...

Paentengi Siri'nu.

Anonim mengatakan...

Makasar ????? Perempuan nya matre. Mata duitan. Ga punya malu

Anonim mengatakan...

TidAk ada cinta dalam kehidupan orang makasar apalagi yang berhubungan dengan pernikahan. Asal tahu saja jika anda seorang laki laki, maka anda di hRuskan menyediakan jumlah uang dg nominAl yang di tentukan oleh pihak wanita. Jika anda tidak mampu memenuhi nya ,maka anda harus rela melepaskan wAnita yg anda cintAi kepada laki laki lAin yang mampu menyediakan jumlah yg di tentukan pihK wanita

Anonim mengatakan...

Jika anda laki laki yg berasal dari suku selain makasar, jangan sekalipun punya niat menikahi perempuan sundala makasar. Mereka itu hanya akan menjadikan anda budak hina dina dan sapi perah. Saya sudah banyak melihat laki laki terutama yg berasal dari suku jawa hanya di manfaat kan oleh istri nya yg sundala makasar itu. Kalo punya uang disayang , kalo tidak ya di tendang. Orang laki laki jawa kebanyakan bego dan tolol sehingga mau di peras habis habisan sampai tinggal sempak doang lalu di usir kaya gelandangan

Anonim mengatakan...

Ckckck,, sundala, ngeri euy

Unknown mengatakan...

Hahaha....sundala...

Unknown mengatakan...

kodongsss

Unknown mengatakan...

Lalu kenapa orang Bugis tdk mau dikatakan org Makassar dn sebaliknya ??? Apakah dari perbedaan prinsip mereka atau apa ... Krn sampai skrg msih banyak yg keliru...

Anonim mengatakan...

Cowok Palopo makassar(andy al fajri s.Ts PT adhi karya) kasar, suka bicara jorok, plaboy, matre bget... Penipu.

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

sri astuti gp karena bugis dan makassar beda baik dari segi kultur dan adat istiadat dan kenapa tercipta bugis-makassar ini di karenakan proyek akulturasi budaya yang di buat oleh Arung Palakka 400 tahun yag lalu dengan mengawinkan orang bugis dan makassar dan lahirlah gabungan suku baru hampir 80% penduduk di kota Makassar itu campuran dan 40% di daerah Makassar seperti gowa dll dan ditambah banyak nya mahasiswa dari daerah lain yang menikah bedah suku dan Lalu kenapa orang Bugis tdk mau dikatakan org Makassar dn sebaliknya ? mungkin ini untuk orang Bugis Murni atau Makassar Murni kebanyakan memang tdk mau di samakan sih tapi untuk campuran kaya saya sih terserah.

Unknown mengatakan...

Seperti perang lo 2 suku itu.. Tidak mau disamakan.. Padahal sama sama tinggal di sulawesi selatan.. Zzzzz

Unknown mengatakan...

Kok mau sama orng sunda gmn critanya

Unknown mengatakan...

Masa iya? Cwo makasar(bugis) kasar? Tapiii cwo gw engga tuh haha